Aspek lingkungan alam Bali adalah salah satu komponen penting dalam mewujudkan tujuan pembangunan Bali yang dilandasi oleh visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yaitu membangun tatanan kehidupan Bali yang suci dan mulia.
Dalam ajaran Hindu atau Dharma disebutkan bahwa alam dan isinya adalah ciptaan Hyang Widi Wasa dan seyogyanyalah kita bersama wajib untuk memelihara, menjaga kelestariannya sesuai dengan swadharma masing-masing.
Sebagai umat Hindu, pemeliharaan alam yang disebut sebagai bhuana agung sangat kental dengan filosofi tri hita karana yang mengutamakan pada keharmonisan dan keseimbangan antara manusia dengan Hyang Widi Wasa, manusia dengan alam, dan sesama manusia. Bencana alam yang telah terjadi dan bahkan mungkin akan terjadi (entah kapan terjadinya) perlu kita sikapi secara arif dan bijaksana yang dilandasi dengan nilai-nilai dharma itu sendiri.
Alam semesta dan manusia adalah perwujudan bhuana agung dan bhuana alit yang memiliki komponen sama yang terbentuk dari lima unsur yang dikenal dengan panca mahabhuta sehingga antara manusia dengan alam memiliki frekuansi yang sama. Menjaga dan memelihara diri kita sendiri adalah menjaga alam semesta itu sendiri. Menjaga kebersihan dan kesehatan diri atau jasmani, kebersihan batin yang mencakup hati dan pikiran adalah awal dari proses kesucian dan pembersihan diri yang menjadi kesucian dan pembersihan alam dan kesehatan alam semesta juga. Hubungan harmonis dan seimbang antara ketiga komponen dalam tri hita karana dapat diwujudkan dengan penyelenggaraan penyucian melalui upacara keagamaan seperti dewa yadnya dan butha yadnya, menghilangkan prkatek ahimsa atau merusak/membunuh isi alam itu sendiri, dimana kita harus selalu menyayangi semua ciptaan Tuhan. Dalam nangun Sat Kerthi Loka Bali secara eksplisit telah terkandung enam upaya penyucian atau pemuliaan dalam ajaran Hindu, yang mencakup aspek Atma Kerthi (jiwa), Segara Kerthi (laut), Danu Kerthi (air), Wana Kerthi (tumbuhan), Jana Kerthi (manusia), dan Jagat Kerthi (alam semesta).
Harmoni antara manusia diwujudkan dalam kebersamaan antara pemerintah, masyarakat termasuk seluruh stakeholder untuk merumuskan aksi nyata dari konsep dan filosofi masyarakat Bali yang sangat luhur tersebut. Tugas dan kewajiban kita bersama dalam menjaga dan memelihara alam Bali melalui pendekatan budaya dan kearifan lokal Bali untuk mewujudkan Kehidupan krama Bali yang sejahtera dan Bahagia secara niskala dan sekala. Sinergi di antara masyarakat dengan pemerintah mulai dari tingkat desa, kabupaten/kota, provinsi dan bahkan pusat sangat dibutuhkan, dengan berbagai konsep, pemikiran, gagasan dan tindakan nyata yang bertujuan untuk menjaga, memelihara dan melestarikan alam Bali. Dimulai dari hal yang paling sederhana, seperti tidak membuang sampah sembarangan, mengelola sampah upakara secara baik, membuat lingkungan sekitar yang indah, seperti di telajakan. Ajaran dharma, karma dan ahimsa bagi umat Hindu Bali sangat erat sekali kaitannya dengan alam semesta, karena sangat diyakini bahwa dengan menerapkan praktek ajaran tersebut maka kelestarian dan keharmonisan alam dapat terwujud secara berkelanjutan. Salam rahayu, Rahayu, Rahayu
Berita ini pernah terbit pada laman atnews.id





