Aksi Bersih-Bersih Sivitas Akademika Dwijendra dalam Rangka World Cleanup Day

Kebersihan lingkungan merupakan salah satu isu global yang sangat menjadi perhatian utama bagi bangsa-bangsa di dunia. Berbagai dampak buruk telah ditimbulkan oleh penanganan kebersihan yang kurang baik, terutama dari aspek kesehatan lingkungan dan manusia, estetika, banjir dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, masyarakat khususnya di Bali harus menjadi salah satu bagian terpenting dalam peransertanya untuk menjaga lingkungan dari tingkat atau level terkecil, seperti keluarga, tetangga, termasuk institusi pendidikan. Demikian disampaikan oleh Rektor Dwijendra University, Gede Sedana pada kegiatan World Cleanup Day yang mengajak sivitas akademikanya untuk melakukan aksi bersih-bersih di lingkungan kampus dan sekitarnya, yaitu Pasar Kereneng, Denpasar, Jumat, 26 September 2025.

Sedana yang juga penggiat pertanian senantiasa mengajak para dosen, pegawai dan mahasiswa serta seluruh keluarga besar Yayasan Dwijendra untuk meningkatkan kepeduliannya terhadap kebersihan lingkungan. Sampah yang organik dan non-organik dan sampah lainnya harus dikelola secara mandiri seperti yang dicanangkan melalui program Pemerintah Provinsi Bali yaitu Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber untuk mewujudkan Bali Bersih. Saat ini, di lingkungan Yayasan Dwijendra telah dibangun tiga unit tebe modern dan beberapa biopori yang dimanfaatkan untuk menampung sampah organik, ungkap Sedana. Yayasan Dwijendra sangat mendukung pengelolaan sampah berbasis sumber tersebut yang sekaligus juga memberikan edukasi bagi siswa/siswi di lingkungan yayasan yaitu TK/PAUD, Sekolah Dasar SD Dwijendra, Sekolah Menengah Pertama (SMP Dwijendra), Sekolah Menengah Atas (SMA Dwijendra), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK Dwijendra) untuk membentuk budaya bersih.

Sedana yang juga Ketua DPD HKTI Bali menyampaikan bahwa pengelolaan sampah berbasis sumber merupakan suatu sistem pengelolaan sampah yang dimulai dari rumah tangga/keluarga, lingkungan banjar/dusun, desa, sekolah, dan tempat usaha dan tempat lainnya, di mana setiap individu atau kelompok atau badan usaha memiliki tanggung jawab untuk melakukan pemilahan sampahnya.

Prinsipnya yang utama adalah mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse), dan mendaur ulang (recycle) sampah-sampah yang ada. Misalnya mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos, yang kemudian dimanfaatkan untuk pupuk di lingkungannya masing-masing. Sementara itu, sampah anorganik dapat didaur ulang dan bisa bernilai ekonomis.

Dengan demikian, pengelolaan sampah berbasis sumber tersebut dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA, menjaga dan kebersihan dan kualitas lingkungan, dan menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat, imbuh Sedana.

Kegiatan aksi bersih-bersih oleh sivitas akademika Dwijendra University akan terus berlanjut dilakukan pada tempat-tempat yang berbeda yang juga menjadi salah satu tugas pokok dari tri darma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat, dan memberikan kontribusi nyata bagi pemerintah, khususnya pemerintah Provinsi Bali dalam memerangi sampah.

Berita ini pernah terbit pada laman atnew.id