Program Gubernur Bali seperti Daulat Pangan menjadi salah satu perhatian yang serius dari Fakultas Pertanian dan Bisnis, Dwijendra University. Perhatian tersebut diwujudnyatakan dalam program menanam ribuan bibit tanaman cabe di Subak Sampalan Dlod Margi, Desa Gunaksa, Kabupaten Klungkung pada hari Rabu, 13 Agustus 2025.
Kegiatan penanaman cabe bersama-sama dengan para petani anggota Subak Sampalan Dlod Margi merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian dan Bisnis, Dwijendra University sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, yaitu Kerja Sosial (Kersos).
Sebagai sivitas akademika, kami senantiasa melakukan kegiatan yang memiliki makna yang nyata bagi masyarakat khususnya dalam mengembangkan produksi cabe, kata Dekan Fakultas Pertanian dan Bisnis, Dwijendra University, Kadek Ayu Charisma Julia Dewi, SP.MP. di sela-sela penanaman cabe dengan para petani.
Charisma mengungkapkan bahwa bibit cabe yang ditanam merupakan bantuan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, dan dalam pelaksanaan kegiatan kerja sosial ini didukung juga para penyuluh pertanian lapangan setempat, DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bali, dan Perhimpunan Ekonomi Pertanian (Perhepi) Komisariat Bali. Selain itu, Dekan Fakultas Pertanian dan Bisnis menyerahkan bantuan sprayer dan biopestisida serta ecoenzym yang dapat digunakan untuk penyemprotan pada tanaman.
Pekaseh Subak Sampalan Dlod Margi, I Nengah Sukarta menyambut baik program Kersos yang dilakukan di wilayahnya karena petani sangat membutuhkan bibit tanaman cabe.
Sukarta menyampaikan rasa terima kasihnya kepada jajaran Fakultas Pertanian dan Bisnis Dwijendra University dan memohon juga agar diberikan pendampingan-pendampingan dalam pengelolaan usahataninya. Pada kesempatan tersebut, Sukarta juga akan mengajak anggota subaknya untuk semakin intensif dalam mengelola usahataninya guna memberikan produksi yang semakin tinggi dan berkulaitas sehingga harga produk akan meningkat juga.
Kadis Pertanian Kabupaten Klungkung, drh. Ida Bagus Gede Juanida mengungkapkan bahwa penanaman cabe di wilayah subak merupakan kegiatan yang sangat baik bagi petani dan sekaligus mendorong program Gubernur Bali yaitu kemandirian pangan atau Daulat Pangan. Masih terdapat beberapa masalah yang sering dihadapi di lapangan dalam membangun pertanian, seperti alih fungsi lahan, terbatasnya penguasaan lahan, air irigasi dan lain sebagainya, tambah Juanida.
Sementara itu, Rektor Dwijendra University, Gede Sedana mengatakan bahwa pilihan tanaman cabe untuk dikembangkan adalah untuk membantu ketersediaan cabe pada akhir tahun 2025 yang biasanya mengalami kenaikan harga karena berbagai faktor, seperti musim penghujan dan menjelang Natal dan Tahun Baru. Setidaknya, dengan mengajak para petani dan warga masyarakat untuk menanam cabe, maka ketersediaan cabe dapat mengendalikan harga cabe dan bahkan mampu membantu dalam pengendalian inflasi daerah, imbuh Sedana.
Peningkatan produktivitas tanaman tidak semata-mata untuk tanaman cabe tetapi juga untuk komoditas pangan lainnya, seperti padi, jagung, kedele dan lain sebagainya sehingga Bali memiliki kedaulatan pangan yang pada ujungnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan para petani, kata Sedana yang sekaligus sebagai Ketua DPD HKTI Bali dan Ketua Perhepi Komisariat Bali.

Berita ini pernah terbit pada laman atnew.id